Rabu, 25 Oktober 2017

WASPADAI BATUK YANG DISERTAI DARAH PADA ANAK

WASPADA BATUK PADA ANAK (BATUK YANG DISERTAI DARAH)
Batuk darah adalah keluarnya darah atau lendir bercampur darah pada saat batuk. Batuk darah yang terjadi pada seorang anak, biasanya akan membuat orangtua menjadi cemas dan kuatir. Orangtua langsung menduga-duga adanya suatu keadaan yang serius atau berbahaya yang terjadi pada anaknya.  Tidak jarang mereka mengaitkan dengan penyakit yang sering menjadi penyebab batuk darah pada pasien dewasa, yaitu tuberkulosis (TB) atau yang dahulu dikenal sebagai TBC.



Pada banyak kejadian, sebenarnya yang terjadi bukan hal yang serius. Sumber darah yang keluar saat batuk sering kali adalah perlukaan dinding permukaan saluran napas oleh aliran udara yang cepat dan kuat saat terjadi batuk. Pada keadaan demikian tidak perlu dilakukan tindakan pemeriksaan maupun terapi khusus. Anak yang mengalami mimisan, sebagian darahnya dapat terhirup yang kemudian menimbulkan refleks batuk, sehingga dikira batuk darah. Batuk darah juga dapat dirancukan dengan muntah darah. Terdapat perbedaan antara batuk darah dengan muntah darah. Pada batuk darah warna darah merah segar, dapat berbusa, dan biasanya tercampur dengan lendir / dahak. Sedangkan muntah darah, warnanya lebih tua / hitam, dan biasanya tercampur dengan makanan.
Pada sebagian kecil kasus, batuk darah mungkin saja sebagai tanda adanya kelainan / gangguan / penyakit pada sistem organ pernapasan atau organ lain.  Pada jenis ini, batuk darah biasanya didahului oleh berbagai gejala dan tanda yang sudah berlangsung cukup lama sebelum terjadinya batuk darah. Pasien sudah mengeluh batuk lama atau berulang, ada gangguan gizi, pasien sering mengalami sakit dan sebagainya. Jadi batuk darah yang ‘serius’ tidak terjadi dengan tiba-tiba.
Sistem organ pernapasan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu salurannya mulai dari hidung tenggorokan hingga percabangan saluran napas yang disebut bronkus, yang berlanjut ke saluran yang lebih kecil yang disebut bronkiolus. Bagian kedua adalah jaringan paru tempat terjadinya pertukaran gas. Sumber darah pada batuk darah dapat berasal dari manapun mulai dari hidung hingga paru. Pasien yang mengalami mimisan, darahnya dapat terhisap ke bagian belakang dan kemudian dibatukkan keluar.  Makin bawah sumber perdarahannya, makin serius penyakit yang terjadi.
Penyebab batuk darah pada anak sangat bervariasi. Infeksi saluran napas bagian atas (laringitis, trakeitis) hingga bagian bawah (bronkitis, pneumonia) dapat menjadi sumber batuk darah. Terhirupnya benda asing ke dalam saluran napas juga dapat menjadi penyebab batuk darah. Seperti kita ketahui anak balita terutama di bawah dua atau tiga tahun gemar memasukkan benda apa saja ke hidung atau mulut. Jika pasien kemudian tersedak, benda ini dapat terhirup masuk ke saluran napas, melukai dinding saluran napas dan merangsang timbulnya batuk.
Penyakit ganguan pembekuan darah juga dapat menyebabkan terjadinya batuk darah. Penyakit jantung bawaan dengan berbagai variannya dapat menyebabkan terjadinya batuk darah. Bronkiektasis adalah penyakit berupa pelebaran abnormal akibat rusaknya dinding saluran napas. Pasien dengan bronkiektasis biasanya mengalami batuk berulang dengan dahak yang produktif. Rusaknya dinding saluran napas ini dapat mengenai pembuluh darah sehingga pasien mengalami batuk darah. Penyakit tuberkulosis (TB) paru pada anak juga dapat menyebabkan batuk darah, walaupun kejadiannya jarang. Ini biasanya terjadi pada anak yang agak besar di atas 12 tahun.
Jika memang batuk darah diduga karena adanya penyakit yang serius, maka pemeriksaan awal yang perlu dilakukan adalah foto Rontgen dada.  Pemeriksaan ini dapat membantu mengetahui beberapa penyakit / kelainan di sistem organ pernapasan. Bila foto polos (biasa) belum dapat menemukan kelainan penyebab, dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan yang lebih akurat hasilnya. Pemeriksaan fungsi perdarahan dan pembekuan darah juga perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan fungsi darah sebagai penyebab. Jika diduga adanya kelainan jantung, maka evaluasi khusus jantung perlu dilakukan seperti pemeriksaan ekokardiografi. Bila belum ditemukan penyebab yang jelas, pemeriksaan selanjutnya adalah dengan pemeriksaan bronkoskopi (teropong saluran napas) yang dapat melihat dan mengevaluasi secara langsung ke dalam saluran napas.
Beratnya batuk darah dilihat dari jumlah yang keluar dalam satu hari. Disebut ringan bila jumlahnya kurang dari 200 mL, dan berat bila lebih daripada itu. Batuk darah yang ringan dapat ditatalaksana rawat jalan, sedang yang berat perlu rawat inap. Tiga hal utama yang perlu dilakukan adalah menghentikan perdarahan, mencegah terhirupnya kembali (aspirasi) cairan darah ke dalam saluran napas, dan mengobati penyakit dasarnya.
Batuk darah pada anak umumnya ringan bukan masalah serius dan akan membaik dengan sendirinya. Oleh karena itu orangtua tidak perlu panik bila mendapatkan anaknya mengalami batuk darah. Evaluasi sederhana biasanya mencukupi dan tidak diperlukan prosedur medis lebih lanjut. Pasien cukup menjalani layanan rawat jalan, yang diperlukan adalah pengamatan keadaan anaknya. Umumnya kejadian batuk darah tidak akan berlanjut. Pada beberapa kasus yang terbatas, batuk darah merupakan masalah medis serius yang memerlukan pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut di rumah sakit.

Perlukan di rontgen
Orangtua sering membawa anak dengan keluhan batuk ke dokter dan bertanya apakah perlu diperiksa lebih lanjut. Risih mendengar suara batuk dan kasihan, begitulah alasan orangtua. Tak jarang di antara mereka yang khawatir kalau anak terserang ‘flek paru’ (istilah awam yang keliru untuk tuberkulosis paru). Rasa khawatir itu pula mendorong orangtua meminta (terkadang memaksa) dokter untuk melakukan Rontgen dada.
 Harus dipahami bahwa batuk adalah refleks spontan pertahanan tubuh ketika ada zat asing yang masuk ke saluran pernapasan. Zat asing tersebut akan merangsang reseptor “saklar”) batuk yang ada di sel napas.Andaikan tidak ada refleks batuk, zat asing akan menumpuk di saluran pernapasan dan mengakibatkan penyakit. Oleh karena itu, batuk dapat dianalogikan sebuah alarmdetektor asap. Ketika alarm berbunyi, yang harus dimatikan adalah sumber asap bukan bunyi alarm. Batuk juga akan timbul bila ada penyebab yang menyebabkan timbulnya peradangan di sel napas seperti infeksi saluran napas, asma, dan lain- lain.

Rontgen dada adalah salah satu alat sederhana untuk mendeteksi penyebab dari batuk, namun tidak berarti semuanya dapat terdeteksi. Rontgen bekerja dengan menggunakan radiasi sinar X. Cara pengoperasiannya tidak menyakitkan. Efek samping terkesan minim, namun bagaimanapun paparan radiasi sinar X berlebihan (tidak sesuai indikasi) dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh yang sehat. Kontroversi mengenai efek samping sinar X masih berlanjut hingga saat ini.
Dokter akan mempertimbangkan Rontgen dada bila batuk kronik (lebih dari 2 minggu) dan terdapat tanda bahaya napas seperti napas cepat, sesak napas, biru di bibir/kuku, dan batuk panjang seperti menggonggong. Rontgendada juga diperlukan bila dokter mencurigai ada trauma dada dan kelainan jantung pada anak. Hasil pemindaian dada tersebut akan tercetak di sebuah film. Dokter akan menginterpretasinya, kemudian mencocokan dengan gejala dan temuan fisis pada anak sehingga membantu menegakkan atau menyingkirkan diagnosis.

Dengan demikian, Rontgen dada hanya alat bantu dan tidak rutin dilakukan ketika anak batuk. Riwayat perjalanan penyakit dengan segala keluhan terlibat dan pemeriksaan oleh dokter lebih utama.
SUMBER : IDAI/seputar/kesehatan/anak/batuk/darah/pada/anak

Selasa, 24 Oktober 2017

DIABETES : CIRI-CIRI GEJALA DAN PENCEGAHANNYA



Mengenal Lebih dalam Ciri-Ciri Gejala Diabetes dan Cara Pencegahannya
15 April 2015
Apa yang Anda ketahui tentang diabetes? Apakah itu penyakit kencing manis? Atau terdapat glukosa di dalam darah? Ya, diabetes adalah penyakit jangka panjang yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi. Mengapa kadar gula darah pada penderita diabetes sangat tinggi? Hal itu terjadi karena adanya gangguan pada sistem metabolisme di dalam tubuh. Nah, untuk memperoleh informasi lebih lanjut, sebaiknya simak ciri-ciri diabetes beserta gejalanya berikut ini.

Gejala Diabetes Secara Umum
Diabetes tidak datang secara tiba-tiba. Jika dicermati lebih lanjut, terdapat beberapa gejala diabetes yang biasa dialami oleh penderitanya. Beberapa gejala diabetes secara umum tersebut antara lain adalah:
1. Frekuensi buang air kecil yang terlalu sering. Tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah membuat tubuh menarik air dari sel ke darah. ‘Kelebihan’ cairan ini kemudian dikeluarkan dalam bentuk urin, sehingga frekuensi buang air kecil pun meningkat.
2. Lebih cepat haus. Tubuh membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak karena frekuensi buang air kecil yang terlampau sering. Rasa haus ini adalah reaksi tubuh agar tetap terhidrasi dari asupan cairan.
3. Rasa lapar yang berlebihan. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi dengan baik; sehingga secara alami tubuh akan memberi respon pada Anda untuk terus makan guna memperoleh lebih banyak energi.
4. Penurunan berat badan secara drastis. Hal ini terjadi karena tubuh tidak bisa memakai glukosa secara efektif. Akibatnya lemak akan dipecah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi sehingga pasien mengalami penurunan berat badan secara tiba-tiba.
5. Kelelahan kronis. Ketika tubuh gagal mengolah glukosa menjadi energi, maka pasien akan terasa lesu dan menjadi mudah lelah.
6. Penglihatan mulai kabur. Kadar glukosa yang terlalu tinggi juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan penglihatan pasien diabetes.

Perbedaan Ciri-Ciri Diabetes Tipe 1 dan 2
Ciri-ciri diabetes pada tipe 1 dan 2 memang hampir sama. Gejala diabetes tipe 1 maupun 2 hampir tidak bisa dibedakan bila Anda tidak segera mendapatkan penanganan medis. Namun, ada beberapa hal yang mungkin bisa membedakan gejala diabetes tipe 1 dan 2.
Ciri-Ciri Gejala Diabetes Tipe 1
Meskipun gejala diabetes tipe 1 dan 2 nyaris sama, tetapi gejala diabetes tipe 1 sering datang secara tiba-tiba. Gejala bisa terjadi dalam hitungan hari atau minggu, sehingga bisa membuat kondisi penderitanya bertambah parah.
Ciri-Ciri Gejala Diabetes Tipe 2
Sementara ciri-ciri diabetes tipe 2 umumnya akan berkembang secara bertahap. Gejala pada diabetes tipe 2 juga bisa ditandai dengan proses penyembuhan luka yang terbilang lambat atau rasa nyeri maupun mati rasa di kaki.

Mencegah Gejala Diabetes di Usia Muda
Bukan hanya orang dewasa atau lansia saja, anak muda juga bisa terkena diabetes, terutama penggemar makanan dan minuman manis tinggi gula atau memiliki berat badan yang berlebih (obesitas). Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ada beberapa tips untuk menghindari gejala diabetes pada usia muda, di antaranya adalah:
1. Konsumsi makanan yang sehat. Kurangi asupan gula, makanan berlemak, makanan cepat saji, atau makanan yang digoreng setiap harinya.
2. Bergerak lebih aktif. Gerakkan tubuh Anda dengan menyalurkan hobi di masa muda, seperti melakukan olahraga, berkebun, atau bermusik. Perbanyak aktivitas gerak di luar ruangan dibanding bermain gadget di dalam ruangan.
3. Manajemen berat badan. Jaga berat badan ideal dengan melakukan diet dan olahraga secara teratur untuk menghindari obesitas.

Perlu diketahui bahwa diabetes termasuk penyakit kronis jangka panjang yang tidak dapat disembuhkan. Sekali Anda terkena diabetes, maka Anda harus hidup dengan penyakit ini selama sisa usia Anda. Maka dari itu, hindarilah penyakit diabetes dengan beberapa upaya di atas selagi Anda bisa. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.


Sumber:
everydayhealth.com/diabetes/diabetes-symptoms.aspx
webmd.com/diabetes/guide/understanding-diabetes-symptoms
niddk.nih.gov/health-information/health-communication-programs/ndep/living-with-diabetes/youth-teens/what-diabetes/Pages/publicationdetail.aspx

SARIAWAN (STOMATITIS) PADA ANAK DAN CARA MENGATASINYA



MENGENAL STOMATITIS (SARIAWAN) PADA ANAK
STOMATITIS sering dikenal sebagai sariawan. Sariawan merupakan suatu kelainan selaput lendir mulut, yang ditandai adanya bercak luka berwarna putih pada dinding mulut, bibir atas, dan lidah. Sariawan memang bukan penyakit yang serius atau bahkan mengancam jiwa, tetapi kondisi ini sangat mengganggu. Walaupun ukurannya kecil dan letaknya tersembunyi di rongga mulut, sariawan bisa menimbulkan rasa nyeri hebat, sehingga membuat susah untuk makan dan berbicara.
Pada anak- anak,selain tidak mau makan, sariawan akan menyebabkan rewel sehingga akhirnya berat badan sulit naik atau penurunan berat badan. Stomatitis dapat terjadi pada mukosa mulut di daerah bibir atau pipi bagian dalam. Dapat terjadi pada lipatan gusi dengan daging pipi/bibir. Dapat juga terjadi pada langit-langit, di bawah lidah, permukaan lidah, bahkan terjadi pada tonsil (amandel).


Di dalam rongga mulut banyak terdapat bakteri dan jamur yang bisa menyebabkan sariawan. Faktor lain yang menyebabkan sariawan, antara lain kesalahan menggosok gigi. Apabila jika menggosoknya tidak benar dan tidak hati-hati. Selain itu, bisa disebabkan tergigit atau terjatuh. Penyebab stomatitis, antara lain infeksi. Yang sering adalah infeksi virus, misalnya Herpes simplex, cacar air, dan penyakit kaki tangan mulut (hand foot and mouth disease). Rasa perih dapat muncul 24 hingga 48 jam, yang bertahan hingga 3 hingga 4 hari. Kemudian baru tumbuh lembaran fibrin putih sehingga nyeri berkurang dan sembuh dalam 7-10 hari. Berikut ini beberapa jenis sariawan:
1. Stomatitis aphtousa. Sariawan yang paling banyak terjadi pada bayi dan anak, dan terjadi pasca trauma tergigit atau tergores sikat gigi.
2. Oral thrush (kandidiasis mulut. Disebabkan jamur Candida albicans, sering pada anak dengan daya tahan turun dan sering minum antibiotik jangka  lama (>7 hari), serta kebersihan mulut yang buruk.
3. Stomatitis herpetic. Stomatitis herpetic disebabkan virus Herpes simplex. Sariawan di tenggorokan terjadi jika ada virus yang mewabah dan daya tahan tubuh si kecil rendah.
4. Sariawan terkait penyakit hand, foot and mouth disease.Luka sariawan biasanya banyak dan sangat nyeri, timbul bersamaan dengan lesi kulit di  telapak tangan dan kaki.
Jika muncul gejala sariawan seperti itu, segera bawa ke dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan pengobatan.

BACA JUGA :  Mengenal Leukimia pada anak
Bagi bayi dan anak yang sudah makan, cara mencegah sariawan antara lain makan dengan tenang agar bibir atau lidah tidak tergigit. Minimal 2 kali sehari membersihkan mulut dengan sikat gigi dan benang gigi. Bila bersikat gigi, jangan terburu-buru serta ganti sikat gigi bila sudah tidak baik. Pastikan gigi dan mulut selalu terawat, berkumur dengan antiseptik jika ada gangguan sariawan, serta hindari stress. Perbanyak pula sayuran dan buah-buahan karena banyak mengandung vitamin C,B 2, B5, dan asam folat yang sangat bermanfaat mencegah sariawan.
Saat sariawan, bagi anak bisa dibebaskan dari makan nasi, pilih bubur bayi bergizi untuk sementara sehingga anak tidak mengunyah. Asupan susu/jus buah bisa diberikan dalam porsi lebih banyak daripada biasanya. Berikan suplementasi zinc, vitamin B kompleks, vitamin C, dan zat besi. Es krim bisa diberikan karena efek dingin cukup meredakan rasa perih dan mengandung nutrisi juga.
Suapi si kecil dengan perlahan-lahan dan sabar. Gunakan gelas minum karena dot bayi biasanya menyentuh sariawannya. Pada anak yang lebih besar, kumur air garam bisa sebagai antiseptik ampuh setara dengan obat kumur untuk membunuh kuman.
 SUMBER : http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/stomatitis-sariawan-pada-anak/13/10/2016

CARA MENGENAL LEUKIMIA PADA ANAK DAN AKHIBATNYA



 MENGENAL LEUKIMIA DAN 8 AKHIBATNYA
Leukemia, atau biasa dikenal sebagai kanker darah, merupakan salah satu jenis keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang dan dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Tahukah Ayah dan Bunda jika leukemia pada anak merupakan suatu jenis penyakit keganasan tersering? Angka kejadian leukemia di Indonesia adalah ¾ kasus dari seluruh kasus keganasan pada anak.  
 Gambaran Sel Darah Normal dan Sel Darah Leukemia (Sumber: https://www.cdc.gov/cancer/leukemia/images/nci-leukemia.jpg)

Leukemia adalah kanker sel darah putih atau leukosit. Kanker ini menyerang sumsum tulang karena disanalah leukosit diproduksi. Akibat kanker ini, maka sumsum tulang didominasi oleh sel-sel kanker tersebut, akibatnya fungsi sumsum tulang terganggu. Sumsum tulang terletak di rongga tulang yang berfungsi sebagai tempat produksi komponen-komponen darah, seperti sel darah merah, trombosit dan sel darah putih. Penyakit leukemia menyebabkan fungsi sumsum tulang terganggu, sehingga seluruh kegiatan produksi darah (hematopoesis), yaitu : pembetukan sel darah merah (eritropoesis), pembentukan sel limfosit (limfopoesis), pembentukan trombosit (trombopoesis) dan granulopoesis mengalami gangguan. Anak yang menderita sakit ini akan mengalami anemia, mudah mengalami perdarahan dan mudah terkena infeksi.
Akibat adanya gangguan sistem pembentukan darah, maka dapat muncul bermacam – macam gejala, seperti :
1. Pucat (anemia)
Pucat pada anak disebabkan oleh kurangnya sel darah merah. Gejala ini dapat diwaspadai oleh orangtua dengan melihat apakah bibir anak pucat atau tidak.
2. Perdarahan
Perdarahan pada anak dapat berupa lebam di kulit, mimisan ataupun berupa bercak merah sebagai tanda adanya perdarahan. Perdarahan ini disebabkan oleh trombositopenia atau trombosit kurang dari jumlah normal (<150.000/µL). Semakin rendah trombosit msemakin tinggi risiko perdarahan.
3. Mudah terinfeksi
Sel leukosit yang diproduksi sumsum tulang bukanlah leukosit yang normal, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal ini menyebabkan anak mudah terinfeksi kuman maupun virus.
4. Demam
Sel kanker dapat menyebabkan demam karena ada pelepasan zat-zat peradangan (sitokin inflamasi) sehingga menyebabkan demam. Selain itu, demam juga sering disebabkan karena adanya infeksi akibat kekebalan yang menurun.
5. Nyeri tulang/sendi
Nyeri yang dirasakan pada anak merupakan manifestasi dari adanya infiltrasi (penyebaran) sel-sel kanker yang masuk kedalam permukaan tulang maupun sendi. Selain nyeri, leukemia pada anak juga menyebabkan bengkak di daerah persendian.
6. Pembesaran organ (organomegali)
Pembesaran organ atau organomegali disebabkan oleh sel kanker yang menyebar ke hati, limfa, kelenjar getah bening ataupun organ lain. Pembesaran ini sering ditemukan secara tidak sengaja ketika dokter sedang melakukan pemeriksaan fisik. 
7. Kloroma
Kloroma adalah salah satu tanda khas dari leukemia yang berupa bercak kehitaman pada kulit. Gejala ini merupakan salah satu tanda adanya infiltasi sel kanker ke dermis, subdermis atau epidermis pada kulit.
8. Hiperleukositosis
Pada keadaan tertentu anak dapat mengalami kenaikan jumlah sel leukosit yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 100.000/µL. Hiperleukositosis ini dapat menyebabkan komplikasi atau penyakit penyerta berupa kejang, sesak, perdarahan pada paru, otak maupun ginjal. Anak – anak yang memiliki gejala di atas, perlu segera diperiksa oleh dokter spesialis anak untuk pemeriksaan dan konfirmasi diagnosis lebih lanjut.
Pada anak, adanya leukemia sering kali terdeteksi secara tidak sengaja, yaitu baru diketahui ketika anaknya berobat untuk keluhan lain seperti demam, atau batuk dan pilek. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ternyata ditemukan gejala lain, seperti anak tampak pucat, atau adanya pembesaran organ yang tidak diketahui oleh orangtua sebelumnya. Hal ini membuat kebanyakan pasien leukemia datang terlambat untuk berobat.
Apa yang harus dilakukan oleh orangtua di rumah?
1.    Selalu memperhatikan kondisi anak, apakar terdapat gejala-gejala seperti diatas atau tidak.
2.    Apabila ada keluhan tersebut maka segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter umum atau dokter anak yang memeriksa akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan kompetensi mereka. Salah satu yang akan dilakukan adalah pemeriksaan darah (darah tepi lengkap). Pemeriksaan tersebut merupakan salah satu skrining awal adanya kelainan pada darah. Tentunya dokter yang memeriksa yang akan menyampaikan hasilnya kepada orangtua. 
Faktor risiko pada anak
Berbeda dengan dewasa yang lebih banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, pada anak faktor genetik menjadi faktor menderita leukemia. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang anak menderita penyakit leukemia:
1.    Faktor genetik.
Adanya kelainan genetik yang diketahui merupakan salah satu keadaan yang ditemukan pada leukemia. Hal tersebut diturunkan oleh orangtua, baik secara langsung maupun tidak. Pada anak dengan riwayat penyakit kanker pada keluarga memiliki risiko keganasan apapun jenisnya, termasuk leukemia.
2.    Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan diduga berperan dalam terjadinya kanker, seperti radiasi, paparan zat kimia, dan polusi udara, dsb.
Jenis–jenis  leukemia
Secara garis besar leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan kronis. Leukemia juga dapat digolongkan berdasrakan jenis sel leukosit yang terlibat, yaitu leukemia limfoblastik dan mieloblastik. Pada anak leukemia yang paling banyak ditemukan adalah jenis leukemia limfoblastik akut (LLA).
Selain leukemia akut, terdapat juga jenis leukemia kronik. Leukemia kronik dibagi menjadi dua, yaitu leukemia mieloblastik kronik (LMK) dan leukemia limfositik kronik (LLK). Pada anak leukemia mieloblastik kronik (LMK) yang banyak ditemukan, sedangkan jenis leukemia limfositik kronik (LLK) pada anak jarang sekali.
Prognosis leukemia pada Anak
Keberhasilan pengobatan leukemia tergantung dari jenis leukemia dan stratifikasi risikonya. Penderita leukemia yang memiliki risiko tinggi, semakin kurang baik pula prognosisnya. Di Indonesia dilaporkan angka sintasan atau tingkat kelangsungan hidup anak yang menderita leukemia limfositik akut (LLA) sebesar 70 – 80 %. Namun, harus diingat bahwa selalu ada risiko kambuh, yaitu kembalinya tanda dan gejala penyakit setelah mengalami remisi (sembuh).
Diagnosis dini melalui pemeriksaan oleh dokter dan pengobatan yang tepat dapat memberikan prognosis yang baik. Ingat, selalu konsultasikan keluhan anak Anda ke dokter di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
SUMBER : IDAI/25/09/2017:http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-leukemia-pada-anak